Thermometer VS Thermostat Leadership

Sumber gambar : Google

Banyak diantara kita yang pernah merasakan bagaimana kita diukur temperature tubuh kita menggunakan satu alat kecil yg diletakkan diketiak kita, dan setelah beberapa saat kita dapat mengetahui berapa suhu tubuh kita. Begitu juga ketika kita kedinginan dalam sebuah ruangan, maka kita mencari remote control AC-nya dan melihat suhunya berapa.

Seperti fungsinya, thermometer merupakan alat penunjuk suhu udara disuatu ruangan atau tempat. Begitu juga pemimpin model thermometer, akan menunjukkan adanya permasalahan dan mengkomunikasikannya.

Thermometer Leadership

Penting bagi seorang pemimpin untuk memiliki kepekaan dan sensitifitas dalam mencium adanya suatu masalah atau konflik di organisasi yang dipimpinnya, sebab suhu badan atau demam yang terlalu tinggi merupakan indikasi yang tidak baik dan perlu urgensi dalam mengatasinya.

Seorang pemimpin thermometer, dapat dengan cepat, dan jeli melihat suhu yang ada didalam organisasinya, dan kemudian mengambil tindakan yang diperlukan agar suhu badan organisasi tidak perlu sampai terlalu tinggi, karena kecepatan mendeteksi masalah atau konflik.

Sumber gambar : Google

Tim didalam sebuah organisasi, ketika menghadapi konflik, mereka senang apabila pemimpinnya dapat dengan peka mendeteksi kesulitan2 yang ada dibawah. Namun tidak berhenti disana, setelah mengetahui, mendeteksi dan mengidentifikasi, what next? 

Tidak sedikit pemimpin model thermometer berhenti sampai tahap mengetahui dan mendeteksi saja, kemudian yang dilakukan selanjutnya adalah mengkomunikasikannya atau melaporkannya kepada atasannya lagi (jika ada).

Dan ketika atasannya menanyakan apa yang akan dilakukannya terhadap permasalahan/ konflik tersebut, pemimpin thermometer hanya akan diam saja menunggu petunjuk lebih lanjut atau jika kepepet, bisa menyalahkan keadaan saja, atau bawahan yang sedang ada dalam masalah/ konflik.

Tidak sedikit pemimpin yang ada di middle level management, hanya berperan sebagai thermometer, menunjukkan suhu ruangan dan mengkomunikasikannya, setelah itu berhenti. Atau dengan bahasa lain, kebiasaannya adalah melemparkan bola panas saja.

Ketika ada masalah di bawah yang menyangkut atasan disampaikan kepada dirinya, yang dilakukan adalah melemparkan permasalahan tersebut ke atasannya secara mentah-2 dan apabila atasan tidak memberikan jawaban yang enak didengar, sekali lagi bola panas dilemparkan kepada bawahannya secara mentah-2 lagi. Alhasil, antara atasan dan bawahan menjadi semakin runcing gap perbedaannya, dan dirinya yang paling aman.

Oleh karena itu, pemimpin model thermometer tidaklah cukup, dibutuhkan satu lagi model, yaitu model kepemimpinan Thermostat, yang dapat berfungsi untuk mendinginkan kembali suatu ruangan sesuai dengan suhu yang telah di set, apabila suhu sudah semakin panas.

Sumber gambar : Google

Thermostat Leadership

Di mesin mobil, thermostat akan menjalankan fungsinya ketika suhu mesin sudah mulai panas, sehingga thermostat berjalan utk mendingingkan kembali suhu mesin tersebut agar tidak sampai kepanasan dan menimbulkan masalah.

Seorang pemimpin model Thermostat akan lebih efektif dalam mengatasi permasalahan dan atau konflik dalam organisasinya. Selain pemimpin tersebut memiliki sense dan ketanggapan dalam mendeteksi sebuah masalah, dia juga langsung akan turun tangan, ketika diperlukan pada saat yang tepat, sehingga suhu badan organisasi yang mulai naik, dapat segera diatasi dan obat yang sesuai dosis yang diperlukan.

Sumber gambar : Google

Ada yang mengatakan, selesaikanlah masalah ketika masih sebesar semut atau kecoa, karena jika masalah sudah sebesar gajah, kita perlu membelikan kandang gajah, yang tentu harus lebih besar dari gajahnya.

Jika diterapkan pada masalah yang ditulis diatas, yaitu mengatasi permasalahan bawahan, maka selain dari mengetahui adanya permasalahan dan mengkomunikasikannya, seorang pemimpin thermostat akan meredam suhu yang mulai memanas, dengan mencoba untuk memediasi dan menetralkan ke-negatif-an yang ada, sembari mengkomunikasikannya dengan bahasa atasan kepada atasannya.

Setelah atasannya mendengarkan, namun tidak dapat memenuhi usulan2 yang telah dikumpulkan dari bawahan dan telah dikomunikasikan dengan bahasa atasan, maka pemimpin thermostat sekali lagi merekonstruksi bahasanya sedemikian rupa, tanpa menghilangkan esensi isi pesannya, untuk disesuaikan dan atau untuk bisa dikonsumsi oleh bawahannya, tidak sekedar menyampaikan, dengan tambahan muatan lainnya sehingga dirinya aman dan “membenturkan” atasannya kepada bawahannya.

Dengan demikian, gap perbedaan antara atasan dan bawahan, dapat menjadi lebih minimal dengan adanya jembatan yang baik, yaitu kita sebagai pemimpin yang posisinya ditengah.

Peran pemimpin model Thermostat memiliki jangkauan yang luas, tidak hanya mengatur suhu saja, melainkan juga mengandung peran men-trasnformasi. Yakni, transformasi masalah menjadi kesempatan untuk bertumbuh; transformasi hal2 yang negative menjadi positif; juga melakukan transformasi dari keadaan statis menjadi dinamis. Sehingga ada perubahan budaya perusahaan dari mati menjadi hidup dan berdampak maksimal.

Menurut Harry, L.Reeder, dalam bukunya The Leadership Dynamic, ada tiga kualitas esensi yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin Thermostat, yaitu Karakter, Konten, dan Kompetensi-nya.

Karakter

Sumber gambar : Google

Hal paradox dalam hal karakter yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin thermostat adalah karakter kepengikutan. Iya, kepengikutan, tidak ada salah ketik disini J. Seorang pemimpin yang hebat pada saat yang sama adalah seorang pengikut yang setia, bahkan ketika kita tidak memiliki atasan lagi, kita masih punya atasan.

Seorang Presiden merupakan pemimpin dan pimpinan tertinggi dalam sebuah negara, namun demikian mereka masih memiliki pemimpin atas dirinya, yaitu Sang Khalik, Tuhan yang memberi kesempatan dan mengizinkannya untuk menjabat sebagai Presiden, Sang Pemimpin diatas segala Pemimpin.

Ini yang disebut dengan Godly Character. 2 elemen kepemimpinan thermostat (konten & kompetensi) menjadi tidak berarti tanpa karakter ini. Karakter seperti ini merupakan sebuah anugerah tersendiri bagi seorang pemimpin, dan perlu kepenuhan kesadaran untuk berfokus pada kemulianNYA, dengan dorongan dan penguatan dariNYA.

Sumber gambar : Google

Godly Character sangat vital bagi pemimpin thermostat. Kompetensi dan ketrampilan untuk mengubah yang negative menjadi yang positif, serta kemampuan untuk menyesuaikan suhu kepada suhu badan organisasi yang sehat, apabila dilakukan dengan motivasi yang jahat, akan menjadi lain hasilnya bagi organisasi.

Kemampuan2 itu akhirnya menjadi boomerang, dan berakibat tidak sehatnya sebuah organisasi yang dipimpin oleh motivasi kepentingan diri, keserakahan, dan politik semata. Alhasil, suhu yang sudah baik, justru dibuat panas agar dirinya menonjol, atau hal yang sebenarnya positif dibuatnya mejadi negative, dan setiap hal menjadi masalah yang dibesar-besarkan.

Ada sebuah kutipan yang baik sekali untuk diingat, dari tulisan Harry, L. Reeder, Circumstances do not determine your character, they reveal it, and become the occasion to refine it.

Situasi sebenarnya justru mengungkap karakter seseorang, bukan menjadikan  karakter seseorang seperti adanya. Oleh sebab itu, apabila anda sedang mempersiapkan seorang pemimpin bagi organisasi Anda, character counts!

Konten

Sumber gambar : Google

Hal esensial kedua yang perlu dimiliki oleh pemimpin thermostat adalah konten. Apa yang ada dalam pikirannya? Apa saja makanan pikiran yang diberikan olehnya kepada dirinya? Bagaimana dia menghabiskan waktunya? Apakah pemimpin ini memiliki waktu berdoa dan saat teduh bersama Sang Penciptanya? apa buku yang dibacanya? Dan bagaimana isi kehidupannya selama ini?

Pertanyaan2 diatas sungguh merupakan sebuah tantangan bagi setiap pemimpin. Didalam kesibukan yang ada, banyak pemimpin tidak lagi memiliki waktu sendiri bersama dengan Sang Penciptanya, mempelajari ajaranNYA, mengingat dan menyimpan firmanNYA didalam hatinya. Seringkali acara televisi atau gadget menyita waktu berharga kita yang seharusnya utk Tuhan dan keluarga.

Bukan hanya perut dan tubuh kita yang membutuhkan asupan makanan, otak dan pikiran kita juga perlu latihan dan asupan makanan yang sehat. Pemimpin seringkali mengisi kepala dengan berita2 penting, majalah2 penuh dengan pengetahuan tentang strategi terkini untuk perkembangan organisasinya, serta pengembangan dirinya, sambil berharap untuk urusan rohani akan beres sendiri dan akan muncul kekuatannya ketika dibutuhkan.

Mengisi konten rohani kita sama seperti melatih otot2 tubuh kita, dimana semakin dilatih, otot kita akan semakin kuat; begitu pula urusan rohani kita yang juga perlu dilatih agar otot2 rohani-nya senantiasa siap menghadapi pertempuran rohani seperti otot2 tubuh kita tetap sehat dan memiliki stamina yang kuat.

Dengan demikian, isi kehidupan seorang pemimpin dapat menjadi bekal yang baik untuk menjadi teladan bagi pengikutnya.

Kompetensi

Sumber gambar : Google

Pembentukan Godly Character (Karakter), yang berakar kuat didalam Konten yang bersandarkan pada kebenaran yang Agung, menjadikan kompetensi seseorang sungguh bernilai.

Beberapa kompetensi penting seorang Thermostat Leader adalah modeling, mentoring, motivating, managing dan ministering. Dengan kompetensi yang ada ini, memberikan kesempatan bagi seorang pemimpin memiliki priviledge untuk menyentuh kehidupan setiap orang yang berinteraksi dengannya.

Oleh karena itulah, sungguh sangat penting 2 esensi diatas untuk menunjang kompetensinya, sehingga dalam mengkaryakan kompetensinya, seorang pemimpin menginstall nilai2 Agung dalam kehidupan organisasinya.

Kompetensi tanpa diikuti dengan karakter dan konten yang baik, menghasilkan seorang pemimpin yang sangat ahli dan handal tanpa motivasi murni, dan berpusat pada dirinya, bukan pada kebenaran.

Pada dasarnya, menjadi seorang pemimpin merupakan suatu kesempatan dengan sebuah priviledge. Tentu didalam setiap blessing mengandung tanggungjawab, begitu juga dalam peran kita sebagai pemimpin.

Kita memiliki kesempatan baik untuk menaburkan hal2 yang baik, indah, mulia kedalam organisasi yang sedang kita pimpin, untuk itu mari kita mengisi kesempatan2 sebagai pemimpin thermometer dan thermostat ini untuk menyentuh banyak hati serta membawa semakin banyak orang kedalam kebenaran Agung.

Semangat Berjuang!!!

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments