The Professional
Dari film menuju ke lapangan
Pernahkah Anda menonton film “Ocean Eleven” atau yang versi berikutnya? Film yang menceritakan tentang mereka yang sangat expert dibidang masing2 dan kemudian bersatu untuk mengerjakan satu misi besar.
Dari ceritanya kita bisa melihat begitu professional-nya mereka dalam mengerjakan peran dan fungsi masing2, dan diakhir cerita misinya berhasil. Sayangnya, misinya bukanlah misi yang bisa dikategorikan halal.
Mari kita bayangkan, mereka yang mengejar sesuatu yang tidak halal-pun mengumpulkan mereka yang expert untuk menjalankan misinya, serta melatih diri, mengamati dengan begitu mendalam untuk mencapai misinya.
Bahkan para teroris melatih anggotanya dengan luar biasa melebihi manusia biasa untuk menjadi militan. Tidak hanya itu, mereka juga mampu melakukan brainwash sampai anggotanya memiliki komitmen tinggi serta keberanian yang tinggi untuk meledakkan diri.
Profesional merupakan kata yang memiliki karisma, dan orang yang dinilai dan dianggap professional dalam bidangnya akan dicari ketika seseorang atau perusahaan membutuhkan keahliannya. Namun, seberapa banyak-kah para professional itu? Jika para teroris atau teman2 di film Ocean Eleven yang memiilki misi “berbeda” itu melatih dirinya sedemikian, apakah seorang professional didunia yang halal ini juga terlatih seperti demikian?
Sekarang didalam zaman globalisasi, banyak professional dari luar negeri sudah berada di Indonesia untuk bekerja dan memiliki posisi sebagai Manajer, General Manager, bahkan Direktur. Produk2 luar negeri-pun juga sudah membanjiri Indonesia.
Tidak hanya itu, Seorang sahabat dari media radio bercerita pernah menemui seorang warga Filipina yang sedang memperbaiki alat pemancar radio. Salah satunya adalah karena kemampuan bahasa Inggris yang dimilikinya untuk membaca manual teknis yang ada.
Apa yang harus dilakukan untuk menghadapi itu semua? Tentunya banyak hal dan banyak pihak perlu bekerja sama, saling bergandengan tangan untuk menghadapi ini secara integrative, namun dalam tulisan ini, saya ingin berfokus pada hal yang bersifat pribadi dan ada didalam lingkup kontrol kita, yaitu memulai dari diri kita, dengan menjadi seorang yang benar2 Pro.
Pernah capek hati ?
Pernahkah Anda melakukan seleksi para design interior untuk melakukan pembenahan atau renovasi dari kantor Anda? Terkadang kita memilih mereka yang kita kenal, atau mungkin kita memilih mereka yang tidak mahal fee-nya. Namun kemudian, setelah melihat pekerjaannya, ternyata tidak sesuai dengan harapan, bahan yang digunakan tidak sebaik yang kita kira, durability (keawetan)-nya juga pendek, dan pengerjaannya membutuhkan waktu yang tidak sebentar, bahkan molor dari deadline.
Bukan hanya karena murahnya, juga bukan hanya karena kenalnya, bahkan ada yang sudah membayar mahal-pun, kita kira pekerjaannya bagus, ternyata juga tidak. Disana akhirnya mengatakan mereka tidak mengerjakannya dengan professional.
Jadi apa itu professional, apa yang diperlukan sehingga kita bisa dikategorikan sebagai seorang yang professional?
The Professional
Dalam tulisan ini, Profesional yang dibahas merupakan sebuah “status” dari keahlian seseorang. Seseorang dikatakan professional ketika ahli dan expert dibidangnya. Dari sana akhirnya dibedakan antara mereka yang Pro (Profesional) dan mereka yang Amatir (pemula).
Yuk kita terus melatih diri kita untuk menjadi seorang yang professional disetiap bidang yang kita geluti. Pernahkah Anda bertemu dengan seseorang yang kalau dilihat bukanlah orang yang bright, brilliant, bahkan genius, namun mereka menguasai apa yang menjadi profesi atau bidangnya? Ketika kita memiliki pertanyaan akan industri-nya, dia bisa memberikan jawaban dan kelihatan menguasai betul bidang yang digelutinya.
Seorang professional diatas garis tidak harus memiliki kejeniusan dalam hal IQ (Intellectual Quotient) yang tinggi atau jenius, namun seorang professional itu menguasai apa yang menjadi profesi dan bidangnya. Ini menjadikan ciri pertama seorang professional, yaitu Expert.
The Professional – Expert
Ciri-ciri seorang professional bisa dirangkum dalam 5E, dan salah satunya telah disebutkan diatas, yaitu Expertise. Saya pernah pergi ke toko AC mobil dan mengatakan mengapa AC saya ada bunyi-bunyi yang mengganggu yang saya curiga muncul dari dalam dashboard. Orang itu hanya tertawa dan langsung ke bagian yang dia pegang dan copot bagian itu, kemudian menggantinya dengan yang baru. Setelah dicoba suaranya hilang, dan semuanya baik2 saja. Wow, saya pikir, he knows what he’is doing (dia tahu apa yang dilakukannya)
Kita dikatakan expert ketika kita master atau menguasai betul apa yang kita lakukan dan apa yang menjadi profesi kita. Tidak berhenti sampai disana, bahkan kita mengenal lapangan, mengenal pasarnya, dan mengetahui akan mengarah kemana industrinya dengan kebijakan2 yang ada.
Ada yang pernah mengatakan bahwa seseorang bisa dikatakan master/ expert dibidangnya adalah mereka yang telah mencapai 10,000 jam berkecimpung dibidangnya.
Pada dasarnya, untuk menjadi seorang expert/ master, kita membutuhkan jam terbang dalam pekerjaan yang kita geluti. Semakin banyak jam terbang, semakin tinggi pula peningkatan kemampuan yang kita miliki. Untuk itu, jam terbang menjadi sebuah jalan untuk meningkatkan diri kita.
The Professional – Energy
E kedua untuk seorang professional adalah Energy. Seorang Profesional memiliki energy yang besar dalam mengerjakan dan menghadapi segala persoalan dalam pekerjaannya.
Energy besar ini bukan berarti energinya tak pernah habis dan tak pernah loyo. Seorang Profesional juga seorang manusia yang bisa loyo dan capek hati atau kesal akan pekerjaan yang didalaminya, namun demikian, mereka mampu bangkit kembali dengan cepat untuk menyelesaikan apa yang telah dimulainya.
The Professional – Ethical
Seorang professional diatas garis tentu tidak menghilangkan factor etika dalam mengerjakan pekerjaannya dan menghasilkan karyanya. Seorang professional bukanlah malaikat tanpa sayap yang tanpa cacat cela dalam setiap lakunya, melainkan seorang manusia yang bisa tergoda untuk memilih jalan2 menguntungkan dirinya saja.
Namun demikian seorang professional memandang hal etis merupakan sebuah perjalanan mencapai kesempurnaan. Etika profesi maupun etika2 dalam berbisnis tetap dijunjung tinggi, sebab apa yang dikerjakan bukan bergantung hanya kepada kekuatan pribadinya, melainkan juga kekuatan Tuhan.
Hal2 Etis yang dipegangnya tidak hanya bersandar kepada kebenaran relative yang ada dalam norma2 masyarakat dan aturan2 hukum, tetapi juga memegang kebenaran Agung, kebenaran Alkitab sebagai sumber Etika tertinggi dan semangat profesionalitas-nya.
The Professional – Endurance
E ketiga adalah Endurance atau tahan banting & tahan uji. Kalau dikaitkan dengan sebuah produk, maka artinya memiliki durability yang panjang (tahan lama), serta barang tidak mudah rusak, dan tidak rapuh.
Mereka yang dinilai ahli dalam bidangnya memiliki satu kualitas yang belum tentu dimiliki semua orang dalam bidangnya, yaitu ketahanan-nya (Endurance). Ketahanan dalam menghadapi permasalahan besar, ketahanan dalam menerima tekanan, ketahanan untuk menyelesaikan pekerjaannya dalam jangka waktu yang panjang dan sulit. Ketahanan dalam menyelesaikan apa yang telah dimulainya dengan baik ketika menghadapi masalah yang tidak diperkirakan diawal.
Endurance menjadi salah satu kunci penting untuk menjadi seorang professional. Saya tidak jarang menemui kasus sumber daya manusia yang tidak memiliki ketahanan dan memegang komitmen dalam pekerjaannya, sehingga meninggalkan pekerjaannya yang sekarang dan pergi begitu saja, sampai-sampai dicari kemana2 oleh perusahaan tempat dimana dia bekerja.
The Professional – Enhance
Yang terakhir dari ciri-ciri seorang professional adalah Enhance. Keberadaannya membawa kemanfaatan. Orang percaya kehadirannya akan memberikan solusi, memberikan inspirasi dan memberikan nilai tambah.
Seorang professional akan memberikan sumbangsih dimanapun dia berada, bahkan tidak hanya itu, kehadirannya mampu membawa sebuah transformasi. Apa yang dulunya masalah dapat ditransformasikan menjadi sebuah peluang; apa yang dulunya berupa ide yang tidak ditindaklanjuti menjadi realitas; apa yang sudah baik menjadi lebih baik lagi dengan nilai tambah yang diberikannya.
Demikian-lah 5E dari seorang Profesional, yaitu Expert, Energy, Ethical, Endurance, dan Enhancer. 5E ini merupakan sebuah proses yang berkesinambungan, long-life process (proses tanpa henti dan seumur hidup). Menjadi seorang professional merupakan perjalanan sepanjang hayat. Mungkin E kita hari ini belum lengkap, atau sudah lengkap namun belum tinggi bila dinilai. Semoga hal tersebut tidak menjadikan diri kita stress dan rendah diri, karena dalam waktu 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, atau 1 tahun dari sekarang, didalam bimbinganNYA, dengan semangat pembelajar yang tinggi, kita akan mengalami peningkatan dalam banyak aspek dalam profesionalisme kita.
Kiranya kehadiran diri kita dalam dunia professional dapat membawa berkat, menjadi berkat, serta memuliakanNYA, seperti seorang Martin Luther King, Jr yang pernah bertutur, Jika Anda terpanggil menjadi seorang tukang sapu jalanan sekalipun, maka menyapulah seperti Leonardo Da Vinci melukis, seperti Shakespeare membuat puisi, dan seperti Beethoven membuat lagu. Maka ketika itu terjadi, semua malaikat di surga dan dibumi serentak menghentikan pekerjaannya, dan melihat ada seorang tukang sapu jalanan yang agung sedang mengerjakan pekerjaannya dengan sungguh baik.